DAUN BINAHONG UNTUK OBAT LUKA BAKAR
Hai teman-teman, balik lagi ni ke blog aku. Untuk
postingan kali ini, topiknya masih belum melenceng kok dari yang namanya
obat-obatan. Penasaran?? kuy disimak.
Gambar 1. Tangan yang Terkena
Luka Bakar
Sumber: google.com
Dapatkah teman-teman menebak gambar apakah itu? Yap!!
Benar sekali. Itu merupakan gambar tangan seseorang yang sedang mengalami luka
bakar. Luka bakar sering terjadi di kehidupan kita sehari-hari. Terdapat banyak
kasus luka bakar yang disebabkan oleh faktor ketidaksengajaan, seperti terkena
setrika, knalpot kendaraan, tersiram air panas maupun minyak goreng.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013, jumlah keseluruhan dari kasus luka bakar yang
terjadi di Indonesia ialah sebesar 0,7% dan kasus ini paling sering terjadi
pada anak-anak usia 1-4 tahun (Anggraeni dan Bratadiredja, 2018).
Luka bakar adalah bentuk kerusakan dan kehilangan
jaringan yang disebabkan oleh sumber daya yang memiliki suhu yang sangat tinggi
seperti api, air panas, zat kimia, listrik, dan radiasi (Anggraeni dan
Bratadiredja, 2018). Kerusakan jaringan yang disebabkan oleh api dan bahan
kimia lebih berbahaya dari pada yang disebabkan oleh air panas. Parah tidaknya
kerusakan jaringan ditentukan berdasarkan lamanya kontak antara jaringan dengan
sumber panas. Semakin lama waktu kontak, maka semakin luas dan dalam kerusakan
jaringan yang terjadi.
Luka bakar harus segera diobati. Apabila luka bakar
dibiarkan terlalu lama tanpa diberikan pertolongan awal, maka akan terjadi
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi ini dapat menyebabkan proses penyembuhan
luka menjadi lebih lama dan bahkan dapat memperparah kondisi luka yang sedang
dialami.
Pengobatan luka bakar dapat dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan medis. Obat medis yang sering digunakan adalah obat
dengan brand hidrogel, silver
sulfadiazine, MEBO (Moist Exposed Burn Oinment),
dan lain-lain (Anggraeni dan Bratadiredja, 2018). Pengobatan dengan cara ini
memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya ialah obat dapat diperoleh
dengan mudah di apotek. Selain itu cara menggunakannya juga simple, yaitu
dengan mengoleskan obat yang berbentuk krim, salep atau gel pada kulit yang
terluka. Akan tetapi, obat medis ini memiliki kelemahan berupa harganya yang
relatif mahal, seperti Silver sulfadiazine yang dijuluki sebagai pengobatan
gold standar. Penggunaan obat medis yang terus-menerus juga dapat menimbulkan
efek samping yang tidak diharapkan. Untuk mencegah kerugian dari penggunaan
obat medis tersebut maka diperlukan alternatif lain. Salah satunya ialah dengan
cara memanfaatkan tanaman obat.
Pada saat ini pengobatan secara tradisional atau
herbal sudah mulai banyak digunakan oleh masyarakat. Pengobatan menggunakan
tamanan obat atau herbal memiliki kelebihan yaitu tidak menimbulkan efek
samping yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan obat medis. Selain itu
masyarakat juga tidak perlu menghabiskan biaya yang besar untuk pengobatan luka
bakar tersebut.
Salah satu tanaman yang dapat mengobati luka bakar
adalah Binahong. Pernahkah teman-teman mendengar nama tanaman ini sebelumnya?
Mungkin masih ada beberapa orang yang masih asing dengan tanaman ini. Namun
fakta yang beredar di masyarakat, tanaman ini terbukti memiliki keajaiban untuk
menyembuhkan luka bakar.
Gambar 2. Tanaman binahong (Anredera cordifolia)
Sumber: Nugu 2018.
Tanaman binahong (Anredera
cordifolia (Ten) Steenis) adalah tanaman obat yang dapat mengatasi berbagai
jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari dataran Cina dengan nama asalnya ialah
Dheng san chi, sedangkan di Inggris
disebut madeira vine. Nama daerah
tanaman binahong di Indonesia yaitu gandola
(Sunda); gendola (Bali); lembayung (Minangkabau); uci-uci (Jawa) (Nugu, 2018).
Binahong memiliki batang lunak, berbentuk silindris,
saling membelit, permukaan halus, kadang membentuk semacam umbi yang melekat
pada ketiak daun dengan bentuk tak beraturan dan bertekstur kasar. Tanaman ini
berdaun tunggal, memiliki tangkai yang sangat pendek, tersusun berseling,
berwarna hijau, berbentuk seperti jantung, panjang 5-13 cm, lebar 3-12 cm,
helaian daun tipis lemas, ujung runcing, pangkal berlekuk, tepi rata dan
memiliki permukaan yang licin. Akar berbentuk rimpang (Nugu, 2018).
Bagian tanaman yang dimanfaatkan untuk mengobati luka
bakar adalah daunnya. Pada bagian daun ini terkandung beberapa senyawa kimia
yang dapat mengobati luka bakar, yaitu saponin, asam askorbat, dan asam
oleanolik. Senyawa saponin berperan sebagai pembersih dan antiseptik yang
berfungsi untuk mencegah dan membunuh pertumbuhan bakteri yang timbul pada luka
sehingga luka tidak mengalami infeksi yang berat. Asam askorbat berperan dalam
mempercepat penyembuhan luka. Asam oleanolik berkhasiat sebagai antiinflamasi
atau sebagai anti radang dan juga mengurangi rasa nyeri pada luka bakar
(Alitya, 2016).
Menurut Andareto (2015), pengobatan luka bakar
menggunakan daun binahong dapat dilakukan dengan cara meminum air rebusan atau
dioleskan pada bagian yang luka.
1. Pengobatan dengan Cara Meminum
Air Rebusan
- Diambil 10 lembar daun binahong
- Dicuci hingga bersih
- Direbus dalam 2 gelas air bersih hingga tersisa 1 gelas
- Diminum air rebusan setiap hari
2. Pengobatan dengan Cara
Mengoleskan pada Bagian yang Luka
- Diambil daun binahong secukupnya
- Dicuci daun binahong hingga bersih
- Diremas-remas atau ditumbuk halus hingga keluar lendirnya
- Ditempel remasan daun binahong yang ada lendirnya pada luka
- Dibiarkan beberapa saat
- Dilakukan berulang
Sumber:
Alitya,R.Y.
2016. “Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)
Steenis) + NaCl Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Galur
Wistar”. Skripsi. Program Studi
Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak.
Andareto,O.
2015. Apotik Herbal di Sekitar Anda. Jakarta:
Pustaka Ilmu Semesta.
Anggraeni,L.
dan M.A.Bratadiredja. 2018. “Review Article : Tanaman Obat Yang Memiliki
Aktivitas Terhadap Luka Bakar”. Farmaka.
Vol 16 (2).
google.com
Nugu,R.H.F.
2018. “Uji Potensi Ekstrak Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Ten) steenis) Terhadap Jumlah Fibroblas dan Ketebalan Kolagen
pada Luka Bakar Tikus Wistar”. Skripsi.
Fakultas Farmasi, Universitas Khatolik Widya Mandala Surabaya.
Komentar
Posting Komentar