FARMAKOFOR : Identifikasi Farmakofor


Farmakofor merupakan posisi geometrik tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat di dalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik yang bertanggung-jawab terhadap proses pengikatan ligan dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Thomas, 2007).
Reseptor obat adalah suatu makromolekul jaringan sel hidup, mengandung gugus fungsional atau atom-atom terorganisasi, reaktif secara kimia dan bersifat spesifik, dapat berinteraksi secara reversibel dengan molekul obat yang mengandung gugus fungsional spesifik, menghasilkan respons biologis yang spesifik pula.
Ada beberapa ikatan yang mendasari identifikasi farmakofor, yaitu :
a.    Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terbentuk bila ada dua atom saling menggunakan sepasang elektron secara bersama-sama. Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang paling kuat dengan rata-rata kekuatan ikatan 1000 kkal/mol. Dengan kekuatan ikatan yang tinggi ini, pada suhu normal ikatan bersifat ireversibel dan hanya dapat pecah bila ada pengaruh katalisator enzim tertentu. Interaksi obat-katalisator melalui ikatan kovalen menghasilkan kompleks yang cukup stabil dan sifat ini dapat digunakan untuk tujuan pengobatan tertentu.

b.   Ikatan ion
Ikatan ion adalah ikatan yag dihasilkan oleh daya tarik menarik elektrostatik antara ion-ion yang muatannya berlawanan. Kekuatan tarik-menarik akan makin berkurang bila jarak antar ion makin jauh dan pengurangan tersebut berbanding terbalik dengan jaraknya.

c.    Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas dengan oktet lengkap seperti O, N, F. Atom yang bermuatan positif parsial dapat berinteraksi dengan atom negatif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya dalam satu molekul.
Contoh : H2O

d.   Ikatan Van Der Waal’s
Ikatan van der waal’s merupakan kekuatan tarik-menarik antar molekul atau atom yang tidak bermuatan dan letaknya berdekatan atau jaraknya ± 4-6 Å. Ikatan ini terjadi karena sifat kepolarisasian molekul atau atom. Meskipun secara individu lemah tetapi hasil penjumlahan ikatan van del waal’s merupakan faktor pengikat yang cukup bermakna terutama untuk senyawa-senyawa yang mempunyai berat molekul tinggi. Ikatan van der waal’s terlibat pada interaksi cincin benzen dengan daerah bidang datar reseptor dan pada interaksi rantai hidrokarbon dengan makromolekul protein atau reseptor.



Referensi :

http://belajarkimiamedisinal.blogspot.co.id/
https://www.scribd.com/document/342747238/Farmakofor
Thomas,E, et al. 2007. Identification and Preminary Structure Activity Relationship. Journal of Natural Product. vol 7(8).


PERTANYAAN:
1.     Apakah fungsi dari farmakofor?
2. Apakah semua obat bisa didesign dengan menggunakan prinsip farmakofor?
3. Apakah obat yang memiliki mekanisme kerja yang sama juga memiliki identitas farmakofor yang sama? 


Komentar

  1. Baik lah kk akan menjawab pertanyaan Dari widya fungsi Dari kromofor untuk mengetahui konformasi aktif, untuk penemuan suatu obat Batu, untuk mendesain suatu obat

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, saya setuju dengan jawaban kak roli. Yang terpenting dari farmakofor ini kita dapat mendesain suatu obat dengan harus mengetahui gugus fungsional dari obat tersebut.
      dan saya ingin sedikit memperbaiki, mungkin yang kakak maksudkan adalah farmakofor, tetapi yang tertulis adalah kromofor :)

      Hapus
  2. Baik lah kk akan menjawab pertanyaan Dari widya fungsi Dari kromofor untuk mengetahui konformasi aktif, untuk penemuan suatu obat Batu, untuk mendesain suatu obat

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas jawabannya kak roli.
      iya, saya setuju dengan jawaban kak roli. Yang terpenting dari farmakofor ini kita dapat mendesain suatu obat dengan harus mengetahui gugus fungsional dari obat tersebut.
      dan saya ingin sedikit memperbaiki, mungkin yang kakak maksudkan adalah farmakofor, tetapi yang tertulis adalah kromofor :)

      Hapus
  3. Assalamualaikum kak Widya saya coba jawab soal nomor 3
    Farmakofor adalah sekumpulan fitur sterik dan elektronik yang penting untuk menjamin interaksi supramolekular yang optimal dengan struktur target biologis yang spesifik dan untuk memicu (atau menghambat respons biologisnya) (IUPAC, 1998).
    Maka, Jika suatu obat memiliki identitas farmakofor yang sama maka mekanisme kerjanya juga akan sama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas jawabannya Dyah. Akan tetapi, bisakah Dyah menjelaskan apa yang dimaksud dengan interaksi supramolekular?

      Hapus
  4. Hy widya, tulisannya sangat menarik. Saya tertarik ingin mencoba menjawab pertanyaan no 2, Semua obat memiliki aktivitas farmakofor sebagai akibat adanya antaraksi stereoelektronik dengan suatu reseptor. Makromolekul reseptor mengenali susunan gugus fungsi tertentu dalam ruang trimatra serta kerapatan elektronnya. Sehingga semua obat bisa didesain dengan fitur farmakofor.

    BalasHapus
  5. Hei widya.. Fungsi farmakofor adalah:
    1. Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor
    2. Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul
    3. Untuk mengetahui komformasi aktif
    4. Penting untuk desain Obat
    5. Penting untuk menemukan obat baru.
    Semoga membantu yahhhh jawabannya.. jika salah mohon dikoreksi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai kakak Nola. Terimakasih atas jawabannya. jawaban kakak sangat membantu :)

      Hapus
  6. Hai widya kak akan coba menjawab no 1 ya
    Menurut kak fungsi dari farmafor adah untuk dapat menenukan senyawa dan obat baru,untuk dapat menemukan struktur yang ada,dan mengetahui konformasi yang aktif.
    Semoga bermanfaat ya dek.
    Jangan lupa komen balik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimaksih atas jawabannya kak. alhamdulillah sangat bermanfaat kak.
      Udah dicoment balik kok kak :))

      Hapus
  7. Menurut sayafungsi dari farmafor adah untuk dapat menenukan senyawa dan obat baru,untuk dapat menemukan struktur yang ada,dan mengetahui konformasi yang aktif.
    Semoga bermanfaat kawan.

    BalasHapus
  8. Terimakasih saya tertarik menjawab no 2 menurut saya, banyak sekali obat yang dapat didesain dengan prinsip Farmakopor , karena adanya proses re-struktur untuk mendapat efek yang lebih baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas jawabannya Lexsa. akan tetapi, bisakah saudara menjelaskan apa yg dimaksud dengan re-struktur tersebut?

      Hapus
  9. hallo ni wid. saya akan mencoba menjawab soal nomor satu. menurut saya tujuan farmakopor adalah untuk indentifikasi suau ikatan molekul yang berikatan degan site target sehingga meningkatkan efektifitas suatu molekul berikatan dengan reseptor nya..

    BalasHapus
  10. No. 2, menurut saya, bisa, karena seluruh obat memiliki struktur kimianya masing masing yang bisa re-structurized. Selagi kita bisa mengetahui sisi aktif dari obat tersebut untuk diganti dengan molekul lain yang mampu meminimalisir efek samping tanpa menghilangkan khasiat obat serta mengetauhi reseptor dan strukturnya dan akibat yang akan ditimbulkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas jawabannya kak Lea. Saya setuju dengan pendapat kakak. setiap obat dapat didesign dengan menggunakan prinsip farmakofor. Dan kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur kimia dari zat aktif obat tersebut.

      Hapus
  11. Assalamualaikum. Materinya bermanfaat sekali, dan mudah di pahami. Terima kasih widya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikumsalam. Alhamdulillah, Sama-sama Irma :)

      Hapus
  12. Hallo kak wid.
    Saya akan menjawab pertanyaan no 1.
    Fungsi farmakopor yaitu:
    - mengetahui gugus penting yang berikatan dengan reseptor
    - mengetahui posisi 3 dimensi dari suatu molekul
    - mengetahui konformasi aktif/yang diinginkan
    - untuk merancang/design obat
    - untuk menemukan suatu obat baru

    BalasHapus
  13. Terimakasih kk wid sangat membantu artikelnya

    BalasHapus
  14. 2. farmakofor digunakan untuk menentukan efek biologis darisuatu obat dengan melihat ikatannya pada reseptor

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimasih Anggi atas jawabannya. Jadi, menurut anggi, apakah dengan menentukan efek biologis dari suatu obat dengan melihat ikatannya pada reseptor dapat membuat farmakofor digunakan untuk mendesign obat?

      Hapus
  15. Haii widyaa, artikelnya menarik sekali ya..
    saya mau mencoba jawab pertanyaan kedua, dimana menurut saya jawabannya adalah bisa karen seperti yang telah disampaikan anggi, berdasarkan ikatan ligan pada reseptor senyawa obat maka dapat dilakukan pengembagan dan penemuan bentuj obat baru yang lebih bagus dan minim efek sampingg~

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimasih atas responnya Ervidian. Jadi dapat dikatakan bahwa design obat baru dapat dilakukan dengan melihat ikatan yang terjadi antara ligan dengan reseptor senyawa obatnya ya?

      Hapus
  16. Hai kak widya...
    Postingannya bermanfaat sekali,, saya coba bantu jawab soal no 2:
    Menurut saya senyawa obat yang bisa didesign dengan prinsip farmakofor itu senyawa yang memiliki struktur 3D dan bisa berikatan dengan reseptor secara spesifik serta bisa membentuk ikatan HBA, HBD ikatan ion dan ikatan van der wall.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas balasannya Nia. bisakah Nia sebutkan contoh senyawa yang memiliki struktur 3D sehingga senyawa tersebut dapat didesign menjadi obat?

      Hapus
  17. Hai kak Wid, postingannya sangat bermanfaat. Kalo menurut kharin farmakopor itu berfungsi sebagai mempermudah dalam desain Obat baru

    BalasHapus
  18. Hay kak,pemaparan yg bagus
    Saya coba jwab pertanyaan nomor 3
    Menurut saya, utk obat yg memiliki identitas kromofor yg sama maka kemungkinan besar obat tsb juga memiliki mekanisme kerja yg sama pula

    BalasHapus
  19. Artikel ini bermanfaat,sekarang saya tau apa yang di maksud farmakofor secara umum walaupun saya tidak belejar yang berhubungan dengan kimia. Terimakasih widya

    BalasHapus
  20. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  21. Hai kak widya, saya akan membantu menjawab soal pertama yakni fungsi farmakofor untuk menjelaskan struktur senyawa yang penting untuk pengikatan dengan reseptor dan menghasilkan farmakofor yang dapat digunakan untuk mengukur fitur struktur dari reseptor obat yang penting untuk aktivitas biologisnya dengan melihat aspek yangberperan terhadap proses pengikatannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas jawabnnya atri. lalu dapatkah atri sebutkan apa saja aspek yang berperan dalam proses pengikatan yang atri sebutkan tadi?

      Hapus
  22. Hai kak wid, saya akan mencoba menjawab soal No 1. menurut saya tujuan farmakopor adalah untuk indentifikasi suau ikatan molekul yang berikatan degan site target sehingga meningkatkan efektifitas suatu molekul berikatan dengan reseptor nya..

    BalasHapus
  23. Hii kak wid dsni sya ingin bertanya, bagaimana cara menentukan letak struktur farmakofor pada senyawa obat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Bella, terimakasih telah memberikan respon berupa pertanyaan. Jadi,menurut saya kita dapat menentukan letak struktur farmakofor pada senyawa obat dengan memperhatikan fitur dari farmakofor itu sendiri, yaitu :
      HBA (Hydrogen Bond Acceptor), HBD (Hydrogen Bond Donor),Hidrofobik, Cincin Aromatik. Terima kasih

      Hapus
  24. hy kak wid, artikelnya sangat bermanfaat sekali dan menambah pengetahuan pembaca :)

    BalasHapus
  25. postingannya sangat bermanfaat. terimakasih widya :)

    BalasHapus
  26. Halo widya, penjelasannya sangat membantu. Terimakasih :)

    BalasHapus
  27. Assalamualaikum Widya menurut artikel yang saya baca farmakopor adalah untuk indentifikasi suau ikatan molekul yang berikatan degan site target sehingga meningkatkan efektifitas suatu molekul berikatan dengan reseptor nya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimaksih atas responnya Aurora. lalu, bagaimana cara untuk identifikasi ikatan molekul dengan site targetnya?

      Hapus
  28. Terimakasih kak widyaaaa, artikel yang sangat membatu :)

    BalasHapus
  29. Terimakasih kak widyaaaa, artikel yang sangat membatu :)

    BalasHapus
  30. Teman artikel sudah bagus.
    Tapi sy masih bingung apakah obat yg memiliki mekanjame kerja yang sama juga memiliki identitas farmkopor yg sama?
    Thx:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih karena sudah memberikan respon Liddini.
      jadi sebelumnya kita lihat dulu definisi dari farmakofor yaitu: Farmakofor merupakan posisi geometrik tiga dimensi dari gugus-gugus yang terdapat di dalam suatu ligan yang membentuk suatu pola yang unik yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik yang bertanggung-jawab terhadap proses pengikatan ligan dengan suatu reseptor dan aktivasi reseptor tersebut (Thomas, 2007).
      di mana pada pernyataan tersebut dikatakan bahwa adanya gugus dalam suatu ligan yang membentuk pola yang dapat dikenali oleh reseptor secara spesifik. Ikatan yang terbentuk ini yang akan menunjukkan efek dan mekanisme dari suatu obat. jadi, dapat dikatakan bahwa obat yang memiliki mekanisme kerja yang sama akan memiliki identitas farmakofor yang sama pula
      thx

      Hapus
  31. hai widya, artikel anda menarik sekali
    saya ingin bertanya, apa saja pengaplikasian dari metode RAPID selain untuk mengidentifikasi farmakofor dari suatu obat?

    BalasHapus
  32. Haii widya, pemaparan materi yg sangat membatu sekali, kalau boleh bertanya bagaimana sih pendapat widya tentang manfaat dari farmakofor itu sendiri?
    Terimakasih, mohon di bantu jawab yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih atas responnya Mega :)
      jadi menurut saya faramakofor itu sendiri bermanfaat dalam mendefinisikan struktur 3D dari sautu molekul sehingga dapat membantu dalam proses pembuatan atau mendesgin obat baru

      Hapus
  33. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.
    Semoga membantu yahhhh jawabannya.. jika salah mohon dikoreksi

    BalasHapus
  34. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.
    Semoga membantu yahhhh jawabannya.. jika salah mohon dikoreksi

    BalasHapus
  35. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.
    Semoga membantu yahhhh jawabannya.. jika salah mohon dikoreksi

    BalasHapus
  36. Hai widia saya ingin menanyakan apa sih yang membedakan metode rapid dengan metode identifikasi lainnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Aziz, terimakasih atas responnya. Sebelum saya menjawab pertanyaannya, bisakah aziz menyebutkan terlebih dahulu metode identifikasi lain apa yang saudara maksudkan?

      Hapus
  37. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Rizka atas responnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan mendefinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor serta penentuan struktur 3D dari suatu molekul obat, maka dapat dilakukan suatu kegiatan mendesign obat dan penemuan obat baru.

      Hapus
  38. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Rizka atas responnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan mendefinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor serta penentuan struktur 3D dari suatu molekul obat, maka dapat dilakukan suatu kegiatan mendesign obat dan penemuan obat baru.

      Hapus
  39. Hai widya. Artikelnya sangat bermanfaat dalam membantu pembelajaran saya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Putri. Syukurlah kalau begitu. Terimakasih karena telah berkunjung :)

      Hapus
  40. Artikelnya sangat membantu sekali dan bermanfaat, termakasih ya.

    BalasHapus
  41. Materi ny sngat bermnfaat sekali,,Menurut sayaFungsi farmakofor adalah Mendifinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor,Menentukan struktur 3 dimensi dari suatu molekul,Untuk mengetahui komformasi aktif,Penting untuk desain Obat,Penting untuk menemukan obat baru.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Ovi atas responnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa dengan mendefinisikan gugus penting yang berikatan dengan reseptor serta penentuan struktur 3D dari suatu molekul obat, maka dapat dilakukan suatu kegiatan mendesign obat dan penemuan obat baru.

      Hapus
  42. Artikelnya sangat membantu saya

    BalasHapus
  43. Hai kak, menurut artikel yang saya baca farmakopor adalah untuk indentifikasi suau ikatan molekul yang berikatan degan site target sehingga meningkatkan efektifitas suatu molekul berikatan dengan reseptor nya.

    BalasHapus
  44. No. 2, menurut saya, bisa, karena seluruh obat memiliki struktur kimianya masing masing yang bisa re-structurized. Selagi kita bisa mengetahui sisi aktif dari obat tersebut untuk diganti dengan molekul lain yang mampu meminimalisir efek samping tanpa menghilangkan khasiat obat serta mengetauhi reseptor dan strukturnya dan akibat yang akan ditimbulkan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAUN BINAHONG UNTUK OBAT LUKA BAKAR

Peptida dan Peptidomimetik